Isnin, 8 Ogos 2011

PENDEDAHAN PENGERAK GROUP MURTAD!!!

 tahniah & bravo kepada group hacker terkenal GaySec yang telah berjaya membongkar identiti sebenar betina lahanat yang mencetus penghinaan keji kepada agama ISLAM sejak berbulan2 lalu, Hajjah-Sitt-Al-Wuzara (KLIK!). satu pendedahan murni sempena barakah bulan suci ramadhan!

SIAPAKEJADAH HAJJAH SITT AL-WUZARA???
• PEREMPUAN
• 26 TAHUN
• NAMA SEBENAR: NOR ARLENE TAN BTE KHALID
• BUKAN MELAYU, BUKAN CINA & BUKAN JUGA INDIA
• CAMPURAN (CINA+MELAYU)

minah lahanat ni dulunya pelajar UUM (2 dari kiri)


apostate (atheist movement)





GaySec mendedahkan si sundal ini terlibat dalam:

SHE IS BEING ACTIVE IN...
• A MEMBER OF MALAYSIAN APOSTATE FB GROUP
• A MEMBER OF UNSCIENTIFIC MALAYSIA (A GRUP/FANPAGE THAT’S DEDICATED TO SUPPORTING APOSTATE, ATHEIST MOVEMENT)
• A MEMBER OF MALAYSIAN ATHEIST, FREETHINKER, AGNOSTIC AND THEIR FRIENDS
• A MEMBER OF FRIENDLYATHEIST.COM

dah tahu lokasi & no. ic ni... tak susah sangat dah nak cari
sepandai2 beruk melompat akhirnya jatuh ke lubang najis jugak!!

baca lebih lanjut di sini ---> http://www.scribd.com/doc/6179​9442/Hajjah-Sitt-Al-wuzara2 atau http://www.gaysec.org/ atau http://www.mafiamp3.com/2.swf

harap pendedahan GaySec akan mempermudahkan lagi
tugas siasatan SKMM/SC & POLIS...
dan PEGUAM NEGARA cepat2 buat pendakwaan!
.

Ahad, 7 Ogos 2011

SIFAT 20


Sifat 20 Bagi ALLAH


Sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh orang-orang Islam yang terkandung di dalam al-Quran berjumlah 20 sifat. Termasuk juga sifat-sifat Mustahil yang wajib diketahui.

BIL : 1
SIFAT WAJIB : WUJUD
MAKNA : Ada
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada.

BIL : 2
SIFAT WAJIB :QIDAM
MAKNA : Sedia
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu sedia ada. Mustahil didahului oleh Adam (tiada)

BIL : 3
SIFAT WAJIB : BAQA
MAKNA : Kekal
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu bersifat kekal. Mustahil ia dikatakan fana (binasa)

BIL : 4
SIFAT WAJIB : MUKHALAFATUHU LILHAWADIS
MAKNA : Tidak sama dengan yang baharu
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baharu yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil bersamaan dengan yang baharu.

BIL : 5
SIFAT WAJIB : QIYAMUHUU BINAFSIH
MAKNA : Berdiri dengan dirinya sendiri
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu bersendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya.

BIL : 6
SIFAT WAJIB : WAHADAANIYAT
MAKNA : Esa
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang.

BIL : 7
SIFAT WAJIB : QUDRAT
MAKNA : Kuasa
SIFAT MUSTAHIL : Alah Taala itu Maha Berkuasa. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa.

BIL : 8
SIFAT WAJIB : IRADAT
MAKNA : Menentukan
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu Menentukan segala-galanya. Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa.

BIL : 9
SIFAT WAJIB : ILMU
MAKNA : Mengetahui
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu amat mengetahui segala-galanya. Mustahil Allah tidak mengetahui.

BIL : 10
SIFAT WAJIB : HAYAT
MAKNA : Hidup
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah Taala itu tiada atau mati.

BIL : 11
SIFAT WAJIB : SAMA
MAKNA : Mendengar
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu tidak tuli (pekak). Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar.

BIL : 12
SIFAT WAJIB : BASAR
MAKNA : Melihat
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta.

BIL : 13
SIFAT WAJIB : KALAM
MAKNA : Berkata-kata
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil Allah Taala itu tidak bercakap atau bisu.

BIL : 14
SIFAT WAJIB : QOODIRUN
MAKNA : Maha Kuasa
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa.

BIL : 15
SIFAT WAJIB : MURIIDUN
MAKNA : Menentukan
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa.

BIL : 16
SIFAT WAJIB : AALIMUN
MAKNA : Maha Mengetahui
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil atau tidak mengetahui.

BIL : 17
SIFAT WAJIB : HAYUUN
MAKNA : Hidup
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil pula Allah itu mati.

BIL : 18
SIFAT WAJIB : SAMI'UN
MAKNA : Mendengar
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli.

BIL : 19
SIFAT WAJIB : BASIIRUN
MAKNA : Melihat
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta.

BIL : 20
SIFAT WAJIB : MUTAKALLIMUN
MAKNA : Maha Berkata-kata
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil jika Allah Taala bisu atau tidak boleh berkata-kata.

Sabtu, 6 Ogos 2011

PERSATUAN ILMU PERSILATAN SENI GERAK LINCAH ZULFAQAR

PERSATUAN ILMU PERSILATAN SENI GERAK LINCAH ZULFAQAR(PIPSGLZM) adalah persatuan silat manakala KELAB PEWARIS ZULFAQAR(KEPEKA) merupakan kelab dan bernaung di bawah PIPSGLZM.KELAB PEWARIS ZULFAQAR adalah dibawah pimpinan putera muda muhammad firdaus bin abu bakar atau lebih dikenali sbagai along burnt.PIPSGLZM telah bergabung dengan majlis cenderawasih merah dan majlis warisan sejagat cawangan johor baharu.Pergabungan ini adalah untuk merapat pertalian silaturahim disamping berkerjasama menaikan martabat agama,bangsa dn tanah air kita.KELAB PEWARIS ZULFAQAR bukanlah kumpulan gengster dan sbagainya.

AHLI JAWATANKUASA TERTINGGI PERSATUAN DAN KELAB

BERSATU, TAAT, BERJASA

Pengasas : Aqil Qayyim bin Rosni (persilatan) ( Alor Setar KEDAH)

Pemimpin Kanan : Muhammad Firdaus bin Abu Bakar (pengurusan) ( Jerantut PAHANG )

Pemimpin I : Wan Mohamad Farid (Pentadbiran) ( Kuantan PAHANG )

Pemimpin II : Mohamad Bazin bin Idris (disiplin & tindakan) ( Jerantut PAHANG )

Pemimpin III : Chewan Muhammad Radzi bin Chewan Razali (rancangan & pembangunan) ( Muar JOHOR )

Srikandi I : Normatini binti Mohd Soid (setiausaha) ( P.Jaya SELANGOR )

Srikandi II : Nur Diana binti Abu Bakar (bendahari) ( Jerantut PAHANG )

Ahli persatuan:

1) Muhammad Al-Hafiz bin Abu Bakar ( Jerantut PAHANG )

2) Mohammad Shazwan Bin Ghazali ( Kuala Krau PAHANG )

3) Ahmad Fazrin Azwar bin Tan ( Jerantut PAHANG )

4) Muhd Zulfkri bin Ghazali ( Sg Petani KEDAH )

5) Mohd Norhafiz bin Mohd Nordin ( Jerantut PAHANG )

6) Nur Fadzillah binti Chiri ( Sg Udang MELAKA )

7) Mohd Norfazli bin Ahad ( Psr Gudang JOHOR )

8) Amir bin Hamdan ( Jerantut PAHANG )

9) Wan Nawra binti Mat Nor ( Telok Intan PERAK )

10) Raja Mohammad Zulfazly bin Raja Harun ( Telok Intan PERAK )

11) Mohamad Zulfaqar bin Mohamad Asri ( Gemas N9 )

12) Mohamad Hafiz bin Sohani ( Jerantut PAHANG )

13) Mohamad Azuwan Azunaimi bin Abu Bakar ( Jerantut PAHANG )

14) Nurul Syazwana binti Tan ( LMS PERAK )

15) Mohd Nasrul bin Azmi ( Gemas N9 )

16) Mohd Haririee bin Mahadi ( Pantai Dalam KL )

17) Sidek bin Muhammad Nur ( Rama Pantai MELAKA )

18) Fatin Nadzirah binti Dzulkifli ( Jasin MELAKA ) 

Menelusuri Asal-Usul Pencak Silat (1)



Menelusuri asal-usul beladiri asli Indonesia ini memang cukup sulit. Sulit, karena tulisan serius mengenai sejarah silat sama mengenaskannya seperti nasib pencak silat itu sendiri: sangat jarang alias langka. Hanya ada dua buah buku saja yang bisa dijadikan buku pegangan untuk para pesilat maupun masyarakat luas, yaitu: "Pencak Silat Merentang Waktu," (1999) karya O'ong Maryono, seorang pesilat juara dunia dan "The Weapons and Fighting Arts of Indonesia" (1977) karya Donn  F Draeger, seorang penulis sekaligus pemerhati bela diri dari barat.


Sejarah pencak silat tidak mudah untuk ditelusuri, karena seni beladiri di Indonesia ini dianggap kedua penulis buku diatas, sama tuanya dengan sejarah manusianya. Tinjauan lebih mendalam dari segi prasejarah hingga masa awal-awal sejarah dilakukan oleh Donn F Draeger dengan menelusuri berbagai data dan artefak yang ditemukan dari berbagai situs prasejarah di Indonesia. Draeger sangat serius melihat dan menganalisa bentuk-bentuk artefak terutama senjata dari masa prasejarah dan awal sejarah Indonesia. Sementara sebagai seorang pesilat, O'ong Maryono lebih berusaha menelusuri sejarah silat dari para pelaku sepuh pencak silat yang masih hidup. Tuturan lisan diandalkan O'ong Maryono sebagai data lebih sahih tinjauan sejarah buku yang disusunnya.
O'ong Maryono, nama aslinya adalah Sumaryono. Lahir di Bondowoso, Jatim pada  28 Juli 1953, sejak usia dini menekuni ilmu beladiri pencak tradisional dari berbagai aliran. Tahun 1979-1987 Ia mempertahankan peringkatnya sebagai juara nasional dan internasional pencak silat. Ia juga juara dunia kelas bebas putra pada invitasi Internasional ke-1 (1982). Selain silat O'ong juga mempertahankan predikatnya sebagai juara pertama tae kwon do di kelas heavy weight nasional sejak 1982-1985. Kini ia mengajar di Bangkok, Thailand.
Dalam bukunya Draeger menuliskan bahwa pada saat bukunya disusun (medio 1970-an) senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan dari orang Indonesia. Silat bisa dilihat kebutuhannya bukan hanya dari sekedar olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia.
Donald Frederick Draeger ( 15 April 1922 -  20 Oktober 1982), pakar seni beladiri Asia dan seorang marinir Amerika. Ia dikenal sebagai pakar beladiri karena melakukan riset mendalam serta mempelajari langsung banyak cabang beladiri jepang, korea dan Cina. Ia juga sempat menjadi koreografer perkelahian dalam berbagai film laga aksi termasuk salah satunya adalah seri James Bond, "You Only Live Twice" (1967) yang dibintangi oleh Sean Connery.
Menurut Draeger, pada masa Palaeolitik (sekitar 15.000 tahun sebelum masehi), manusia primitif di Jawa yang dikenal dengan nama pithecantropus erectus sudah mengenal tehnik perkelahian atau beladiri sederhana, yakni dengan jurus tangan kosong atau dengan kembangan memakai senjata tongkat atau batu. Drager mengemukakan teori ini dengan mengajukan temuan Tengkorak Ngandong dan Wadjak yang ditemukan bersama peralatan batu sederhana seperti kapak batu. Batu yang ditajamkan salah satu sisinya dengan cara dipecahkan satu sama lain. Kapak batu genggam ini disebutnya sebagai senjata sederhana dalam perkelahian maupun sebagai peralatan untuk keperluan lainnya, seperti berburu ataupun mengolah makanan atau baju.

Pada masa selanjut (Mesolitik dan Neolitik, 15.000 - 3.000 tahun sebelum masehi), manusia primitif di lansekap nusantara mulai mengalami kemajuan dengan memperhalus peralatan dan senjatanya. Draeger menduga, seni beladiripun sudah mengalami kemajuan dari segi jurus akibat diperhalusnya senjata kapak batu itu.


Masa awal perunggu ditandai dengan masuknya budaya perunggu Dongson dari Indocina. Bersama budaya ini, perubahan jenis senjatapun mulai mengalami kemajuan pesat. Kepulauan Riau-Lingga-Anambas menjadi kunci bagi penyebaran para imigran budaya Dongson ini. Melalui selat-selat di kepulauan Riau inilah mereka menyeberangi daratan Asia menuju daratan Sumatera. Tak sedikit dari mereka juga menetap di kepulauan ini dan hidup diatas laut. Mereka ini dikenal dengan nama Suku Laut atau Orang Laut. Daya jelajah orang laut ini tak terbatas, begitu juga perkenalan mereka dengan berbagai suku bangsa Nusantara. Orang gaul begitulah julukannya mereka ini, karena daya jelajah mereka hingga ke bagian Timur Indonesia, sampai di Maluku. Asal usul masyarakat suku laut ini diduga bisa ditemui di daerah pelabuhan di Timur Laut daratan Cina. Catatan Cinadari dinasti Ching (221-206 Masehi) menjelaskan adanya tokoh bernama Tan Chia (Tan-Kia, Tanka, Tonka, Dung China) yang bukan berasal dari Cina. Tokoh ini disebutkan berhasil mencapai kedudukan jendral di militer kerajaan Ching dan memiliki basis di pulau Hainan. Ia berhasil bertahan dari upaya penaklukan Canton, namun setelah ia mangkat, pengikutnya terpaksa mengungsi menggunakan perahu dan menjadi kelas terbawah. Mereka dijatuhi hukuman tidak boleh menginjakkan kakinya di pantai. Dinasti Tang meneruskan hukuman ini sehingga menjadikan mereka warga pengembara di lautan atau kini dikenal dengan nama suku laut.
Carl W. Bishop dalam catatannya menuliskan karakteristik masyarakat suku laut ini sudah mengenal pola tanam padi (1000 tahun sebelum masehi), budaya memakai perahu panjang, kayau (memenggal kepala orang), kapal perang, tato di tubuh, tanaman racun dan senjata tajam (bentuk bilah atau pisau/golok). Gambaran suku laut seperti inilah yang dianggap sama dengan suku laut yang berimigrasi ke kepulauan nusantara pada awal abad masehi.
Beberapa kelompok migrasi terjadi sesudah penyebaran budaya penggunaan perunggu diperkenalkan ke Tongking dan Utara Vietnam oleh pendatang dari Yueh (Cina Utara). Budaya ini melahirkan kebiasaan membuat drum perunggu (nekara) yang dikenal sebagai ciri khas budaya Dongson. Beberapa pisau perunggu hasil budaya Dongson juga ditemukan tersebar di wilayah Indonesia.
Suku Laut ini dikenal sangat tangguh dimanapun. Mereka juga dikenal sebagai perompak dilaut --walaupun ini juga masih kontroversi, karena pada masa kemudian, kerajaan melayu malah meminta suku laut sebagai penjaga lautan Riau dari perompak. Dari mereka inilah silat lalu diperkenalkan pada masa-masa kemudian dan berkembang sebagai seni beladiri dari masing-masing etnik di nusantara.
Di masa klasik Indonesia, menurut Draeger, bukti adanya seni bela diri bisa dilihat bukan saja dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) melainkan juga pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda untuk silat di candi Prambanan dan Borobudur.
Dalam buku Pencak Silat Merentang Waktu, setelah persebaran silat dari kepulauan Riau pada sekitar abad ke-7 masehi,silat lalu berkembang sesuai kebutuhan, ekspresi masyarakat pendukungnya. Bukti soal teori Draeger ini dirasakan kurang kuat karena tidak memiliki bukti sejarah. Indikasi mengenai silat melayu di Sumatera baru terdapat dalam sastra dari abad ke-11 masehi. Dalam Tambo Alam Minangkabau, sebuah buku adat berisi kiasan, pepatah atau adat, diceritakan silat Minangkabau telah dimiliki dan dikembangkan oleh salah seorang penasehat Sultan Sri Maharaja Diraja (1101 - 1149), seorang raja di kerajaan Parahiyangan yang konon terletak di kaki gunung Merapi. Penasihat ini bernama Datuk Suri Diraja atau Ninik Datuk Suri Diraja (1097 -1198). Beliau dikenal sebagai orang cendekiawan yang menciptakan berbagai macam kesenian, musik, tari dan juga silat. Ia lalu mengajarkan silat ini kepada 4 anggota pengawal sultan Sri Maharaja Diraja yang berasal dari Kuching Siam (Thailand), Campa. Khmer dan Gujarat. Keempatnya sendiri sudah memiliki ilmu silat masing-masing dan kemudian terjadilah akulturasi silat yang melahirkan masing-masing aliran silat.

Namun teori dari Tambo Alam Minangkabau sendiri juga cukup sulit dibuktikan jika dibandingkan dengan kondisi faktual sejarah nusantara. Silat sendiri secara logika dipakai untuk memenangi perkelahian jarak dekat (full contact body) antara orang perorang atau kelompok orang dengan kelompok lainnya. Pada masa sebelum dikenalnya senjata api sederhana ( senjata api mulai dikenal sejak dipakainya bubuk mesiu oleh bangsa Cina dalam peperangan pada abad ke-9 masehi), pasukan militer kerajaan ditentukan oleh kemampuan setiap anggota pasukannya dalam bertempur jarak dekat dan jarak menengah (panah). Aksi militer di Indonesia sendiri bisa dilihat dari prasasti Pasir Jambu dari masa Tarumanagara di abad ke-4 Masehi yang terletak di Bogor Jawa Barat. Prasasti ini terletak di puncak bukit Koleangkak, desa Pasir Gintung, kecamatan Leuwiliang, Bogor. Prasasti ini berukiran sepasang telapak kaki dan diberi keterangan berbentuk puisi dua baris:
shriman data kertajnyo narapatir - asamo yah pura tarumayam nama shri purnnavarmma pracurarupucara fedyavikyatavammo tasyedam - padavimbadavyam arnagarotsadane nitya-dksham bhaktanam yangdripanam - bhavati sukhahakaram shalyabhutam ripunam.
Terjemahannya menurut Vogel:
Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya.



Tradisi perang dalam wilayah Jawa Barat ini memang mengakar dalam, karena wilayah Jawa Barat yang dikenal sebagai tanah Sunda adalah satu-satunya wilayah yang tidak pernah dijajah saat masa sejarah klasik (pengaruh Hindu-Budha), dimana kerajaan Sriwijaya dan Majapahit ganti berganti menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara kecuali bumi Sunda. Tradisi berperang ini melahirkan berbagai konsep strategi dan juga metode memenangkan pertempuran yang bisa dilihat berabad-abad sesudah masa Tarumanagara berdiri. Naskah dari masa kerajaan Sunda di abad ke-16, Sanghyang Siksakandang Karesian menyebutkan taktik berperang bagi pasukan Sunda.
Dalam Sanghyang Siksakandang Karesian disebutkan, "Bila ingin tahu tentang perilaku perang, seperti makarabihwa, katrabihwa, lisangbihwa, singhabihwa, garudabihwa, cakrabihwa, sucimuka, brajapanjara, asumaliput, meraksimpir, gagaksangkur, luwakmaturut, kidangsumeka, babahbuhaya, ngalinggamanik, lemahmrewasa, adipati, prebusakti, pakeprajurit, tapaksawetrik, tanyalah panglima perang." (Danasasmita, dkk., 1987).
Taktik seperti adipati, adalah menyiapkan pasukan khusus yang mempunyai kemampuan tempur mumpuni dalam hal ini adalah seni beladiri. Taktik prebusakti adalah taktik membekali setiap prajurit dengan kemampuan tenaga dalam sehingga senjata lebih berisi dan punya kekuatan mengalahkan musuh secara luar biasa. Atau taktik Ngalinggamanik, atau tehnik menguasai senjata pusaka atau senjata rahasia kerajaan.
Tulisan ini bukan ingin menunjukkan bahwasanya silat sunda atau silat Minang atau lainnya lebih unggul. Namun, redaksi warna ingin memberikan sedikit gambaran bahwasanya ada kemungkinan lain: bahwasanya silat berkembang di masing-masing daerah jauh sebelum budaya Dongson masuk ke nusantara.

AWAS PEJUANG FISABILILLAH!!! GERAKAN KRISTIAN MEMURTADKAN ISLAM


Tera Tak Adamar & Mohd Elfie Nieshaem Juferi
Kalimah kesyukuran diucapkan ke hadrat Ilahi kerana dengan limpah nikmat yang dikurniakan-Nya serta dengan taufik dan hidayah-Nya, kita masih mengecapi kemanisan iman sehingga ke hari ini. Nikmat Iman dan Islam inilah yang telah dianugerahkan oleh Yang Maha Esa bersama kemegahan yang dijanjikan oleh Allah subhanahu wa’ taala.
Sejarah telah mencatatkan bahawa kemegahan dan keagungan Islam mula dicarikkan sedikit demi sedikit bersama runtuhnya Daulah Islamiah Uthmaniyyah pada tahun 1942. Daulah yang diamanahkan untuk menjaga hak asasi manusia telah hancur lebur. Malah hari ini kita menyaksikan akidah yang menjadi benteng kekuatan umat Islam juga mula diruntuhkan setelah 74 tahun runtuhnya ad-Daulah al-Islamiah.
Mutakhir ini gejala murtad mula menyerang orang-orang Islam di Malaysia. Apa yang menyedihkan ialah kebanyakan yang terlibat ialah anak-anak yang kurang berpendidikan agama, walaupun tidak dinafikan sesetengah daripada mereka telah dibekalkan secangkiran ilmu agama, tetapi ia terlalu nipis untuk menjadi benteng serangan murtad. Setakat pemerhatian penulis, antara agama yang menjadi pilihan untuk dianuti oleh orang Melayu (murtad kepada agama lain) ialah Kristian, Hindu dan Buddha, di mana agama Kristian yang merupakan agama paling aktif berbanding dengan agama lain kerana ia melibatkan gerakan tersusun oleh misionaris antarabangsa, manakala mereka yang murtad kepada agama Hindu dan Buddha hanya melalui proses perkahwinan dan percintaan secara rambang. Gerakan Kristianisasi di Malaysia inilah yang merupakan fokus perbincangan artikel ini, Insya’ Allah.
Sejarah telah menujukkan proses Kristianisasi ini telah mula bertapak di Tanah Melayu semenjak penjajahan Portugis 1511 Masehi lagi. Sekiranya kita melihat Kota Melaka kita akan dapati di sana terdapat banyak gereja-gereja yang dicat warna merah. Itulah tempat batu asas agama Kristian di Malaysia. Di dalam Kota Melaka terdapat satu kubur mendiang ketua paderi Melaka berdiri megah dalam A Famosa. Walau bagaimanapun proses Kristianisasi di Tanah Melayu kurang berjaya sehinggalah Malaya mencapai kemerdekaannya pada tahun 1957 Masehi.

Kemerdekaan Malaya diharapkan dapat menghapuskan saki-baki gerakan tersebut. Tetapi peristiwa Natrah menggugat sentimen orang Melayu Islam. Sekali lagi maruah umat Islam tercabar. Peristiwa yang menjadi catatan sejarah penting umat Islam itu amat melukakan hati umat Islam. Tetapi yang menyedihkan apabila kerajaan Malaya ketika itu tidak menjadikannya iktibar untuk memelihara kesucian akidah umat Islam Malaya. Hari ini kesan tersebut telah mula dirasai, generasi era kemerdekaan tidak dibekalkan pendinding iman yang kukuh, akidah Islam di tahap yang menyedihkan, budaya barat menjadi ikutan sesetengah golongan muda. Penulis juga mengenali beberapa orang Melayu yang mengaku dirinya Islam tetapi pulang awal pagi dalam keadaan mabuk. Kesannya, akidah umat Islam mula goyah.
Laporan Bernama yang dipetik dari majalah The Minaret terbitan Pusat Islam California mengatakan pendakwah Kristian menjadikan Malaysia di antara negara sasaran bagi satu gerakan dakyah yang dipanggil “Window 10/40″, kerana Malaysia salah satu negara yang terletak di antara garis lintang 10 dan 40 di peta dunia (sumber: Berita Harian, 4 Februari 1997). Malah di dalam sebuah laporan Utusan Malaysia bertarikh 3 Februari 1997, Jabatan Agama Islam Johor bersama-sama dengan Kementerian Dalam Negeri telah merampas 250 judul buku mengenai ajaran Kristian dalam bahasa Melayu. Buku-buku tersebut menggunakan judul seperti Kaabah, Wahyu Ilahi dan Mengenal Rasul. Sekali pandang kepada tajuk-tajuknya seolah-olahnya buku-buku agama Islam, inilah salah satu taktik mereka untuk cuba menarik minat orang-orang Islam untuk membaca buku-buku ini (sila rujuk gambar 1 & 2).
Gerakan Kristianisasi di Malaysia
Gambar 1: Inilah buku-buku dakyah Kristian yang sedang beredar sekarang. Buku-buku ini ialah ‘Kepercayaan dan Amalan Orang Kristen’ oleh William Miller, ‘Kisah Al Masih’,iaitu ”riwayat hidup Isa” (a.s.) berdasarkan kitab Lukas dalam Kitab Perjanjian Baru (New Testament), ‘Circumcised Heart’ oleh Hilmy Nor dan ‘Freedom of Religion In Malaysia’ oleh Lee Min Choon. Dua buku terakhir telah diterbitkan oleh Kairos Research Centre.
Gerakan Kristianisasi di Malaysia
Gambar 2: Dua keratan Alkitab (Bibel), dari buku Keluaran (Exodus) fasal 3 dan dari buku ‘Yehezkiel’ (Ezekiel) fasal 2. Alkitab (Bible) ini menggunakan istilah-istilah Arab seperti “Allah” sebagai nama Tuhan, “imam” untuk paderi dan beberapa istilah lain seperti “nabi”, “malaikat” dan lain-lain lagi. Istilah-istilah ini sebenarnya boleh mengelirukan orang-orang Islam. Alkitab ini diterbitkan oleh ‘The Bible Society of Malaysia’ beralamat di No. 2, Jalan SS 20/10, Damansara Kim, 47400 Petaling Jaya, Selangor Darul Ehsan
Peristiwa Jamaluddin @ Jeshua Othman (1987) merupakan titik tolak kepada dakwah terang-terangan Kristian setelah sekian lama berselindung di sebalik dinding gereja. Dalam kes tersebut Jeshua telah mendakwa Menteri Dalam Negeri kerana telah menyumbatnya dalam ISA atas alasan menyebarkan dakyah Kristian. Sehingga tarikh dia diberkas, ramai anak Melayu yang telah berjaya dikristiankannya. Dalam dakwaan tersebut beliau menggunakan alasan undang-undang kebebasan beragama untuk melepaskan diri dari lokap ISA. Pemimpin Kristian Melayu tersebut akhirnya dibebaskan (sila rujuk gambar 3) .Pendakwah Kristian dibebebaskan atas nama kebebasan beragama setelah ramai anak Melayu yang gugur Islamnya? Itukah keadilan Malaysia, tanah air kita yang tercinta setelah kemerdekaan, itukah nilai kemerdekaan orang Melayu Islam?
Gerakan Kristianisasi di Malaysia
Gambar 3: Nama Jamaluddin Othman sebagai seorang murtad di dalam buku ‘Freedom of Religion In Malaysia’, halaman 42.
Belum habis dengan masalah Jeshua Othman, umat Islam di Malaysia dikejutkan pula dengan kes murtad Nor Aishah Bokhari, yang berkahwin lari dengan seorang pemuda bukan Islam (sila rujuk gambar 4). Berapa ramaikah wanita Islam yang murtad sebelum kes Nor Aishah Bokhari terpampang di muka depan suratkhabar tempatan?
Gerakan Kristianisasi di Malaysia
Gambar 4 : Nama Nor Aishah Bokhari sebagai seorang murtad di dalam buku ‘Freedom of Religion In Malaysia’, halaman 51.
Hari ini orang Melayu tidak lagi boleh berdiri megah menyatakan Melayu Islam. Sekarang bangsa Melayu tidak lagi agung di sisi Allah melainkan mereka yang beriktikad di jiwanya dengan dua kalimah syahadat. Kalau dulu seratus peratus Melayu adalah Islam, tetapi sekarang malulah rasanya kalau hendak bercakap begitu lagi.
Di sini penulis ingin mengajak pembaca merenung sepotong hadis Nabi s.a.w. Sabdanya:
“Akan terungkai ikatan Islam satu persatu, dimulai dengan gugurnya hukum perundangan Islam dan diakhiri dengan keguguran sembahyang.”
Setelah 74 tahun hukum perundangan Islam diporak-perandakan oleh tangan-tangan kafir, sekarang kita dapat melihat bilangan yang tidak sedikit umat Islam yang meninggalkan sembahyang, dan inilah antara faktor yang melebarkan lagi gejala murtad di Malaysia. Ulama Islam ada mengatakan bahawa perbezaan antara seorang Muslim dan seorangkafir dari segi amalanya ialah sembahyang. Jadi apakah bezanya di antara Muslim yang engkar sembahyang dengan yang kafir? Inilah perkara pertama yang umat Islam perlu fikirkan sebelum kita membicarakan cara-cara menyekat gejala murtad.
Sekiranya kita mengkaji Fiqh Perundangan Islam, kita akan dapati terdapat cara-cara khusus yang telah digariskan oleh Islam untuk menyekat gejala syirik dan murtad ini daripada melanda umat Islam. Tetapi sayangnya sistem perundangan Islam diketepikan sewenang-wenangnya oleh pemerintah sekarang.Sinar nur ataupun cahaya perundangan Islam dipadamkan terus daripada terus bersinar di mahkamah syariah. Orang-orang kafir menggunakan kesempatan daripada kelemahan perundangan mahkamah sivil untuk mempersenda dan memporak-perandakan umat Islam dan agama yang dianuti oleh mereka (sila rujuk gambar 5) . Firman Allah:
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka tetapi Allah tetap menyempurnakan nur-Nya walaupun dibenci oleh orang-orang kafir.” (Surah Ash Saf: 8)
Gerakan Kristianisasi di Malaysia
Gambar 5 : Akhbar gereja Katolik, “The Herald”, yang diterbitkan oleh Uskup Agung (Archbishop) Kuala Lumpur (setiap 2 minggu sekali) pada keluaran 4 Jun 2000 telah menyiarkan sedutan dari ceramah yang disampaikan oleh penulis buku Freedom of Religion in Malaysia, Lee Min Choon. Lee secara terang-terangan telah mencabar maruah dan sensitiviti umat Islam dalam ceramahnya.
Kita sebagai seorang Mulim sejati yakin bahawa suatu hari nanti nur Islam akan bersinar kembali di Malaysia. Oleh itu sesiapa yang mengaku dirinya Muslim wajib berjuang menegakkan kalimah Allah di bumi tercinta ini. Hanya dengan pengakuan Daulah Islamaiah dan sistem perundangan Islam sahaja yang akan dapat mengembalikan keagungan Melayu di Malaysia.
Ibu bapa yang berperanan sebagai pendidik pertama perlu membekalkan ilmu agama kepada anak-anak. Sekarang dengan kewujudan sekolah-sekolah agama sekurang-kurang dapat membantu merebaknya gejala murtad. Guru-guru agama di sekolah mempunyai tanggungjawab yang berat dalam menjelaskan keburukan murtad. Tetapi perlu diingatkan gerakan misionaris sekarang mula memasuki sekolah-sekolah agama. Oleh itu pihak sekolah perlu mengawasi pelajar-pelajar supaya berhati-hati dengan dakyah mereka. Menceritakan tentang murtad dari segi kaca mata Islam adalah salah satu cara awal menyekat gejala murtad dari meresap di sekolah-sekolah.
Apa yang penting dan perlu diingatkan di sini adalah setiap Muslim tanpa mengira warna kulit adalah bertanggungjawab memikul amanah amar makruf dan nahi munkar. Firman Allah Taala:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu membela (agama) Allah nescaya Allah akan membela kamu (untuk mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian kamu.” (Surah Muhammad:7)
Semoga dengan membaca artikel ini, segala bukti mengenai gerakan Kristianisasi ini jelas dan mudah difahami oleh para pembaca dan dengan jalan ini, gejala murtad dapat disekat sebelum tertegaknya ad-Daulah al-Islamiah al-U’zmaa.
Sekian, wallahu a’lam.